Romantisme hati

Pantai dengan pesisir panjangnya, iringan suara ombak berdebur seakan menyanyikan nada-nada indah agar selaras, ratusan jiwa manusia berjalan di tepinya membahagiakan diri melepas peluh.
Diriku disini merasakan... melihat apa yang terhampar indah di depanku. Langit jingga riuh dihiasi awan berkumpul seakan membuat formasi agar langit sore itu tak terlupakan di dalam memori. aku sadar betapa Tuhanku sangat menyayangi hambanya dengan menciptakan alamnya yang indah agar hambanya senantiasa bersyukur. 

Aku sekarang tau kebenaran.. tapi seakan ada serangga yang menutupi telingaku agar aku tidak mendengar apa yang seharusnya aku pedulikan. ada yang aku rasakan dari bertambah cepatnya detak jantungku, tetapi pikiran seakan menolak reaksinya. hanya mata ini tidak dapat berbohong, bagaimanapun aku ingin mengalihkannya.
aku bungkam. aku masih ingin menyimpannya dalam-dalam. Biar waktu saja yang menjawab bagaimana seharusnya aku menempatkan ini agar sesuai dengan  jalan takdirnya. 
maaf kan lah aku tidak bisa merangkai kata seindah langit jingga. bagaimanapun aku ingin apa yang dituliskan dapat menjadi untaian yang memiliki arti bak mutiara di kubangan lumpur. 

disini aku berdiri tegak, dihadapan indahnya deburan ombak merdu yang dibuat oleh alam bumi pertiwi.

Namun biarlah. Biarlah.. diri ini merasa tenang. tenang meski tidak terikat, tenang meski tidak terpaut, tenang meski tak  diberi perhatian kosong dari mereka yang bukan takdirku. Biarlah sang hati tetap mencari tambatannya hingga menemukan apa yang dinamakan itu takdir sejatinya.

Komentar

  1. Padahal mending dilanjutin aja kalimat-kalimat indahnya. kalimat di bawah fotonya gak perlu. atau bisa juga kalimat dibawah foto dijadikan kalimat indah juga.misal:


    Ah... maaf, kalimatku tak bisa seindah senja. Meski hati sudah bertindak sebisanya, tapi pikiran selalu menghinanya.

    Hatiku selalu tertinggal dari anggota tubuh yang lain, saat mata memiliki tempat yang manambat tatap, tapi hati belum juga memiliki tempat mengikat.

    Namun biarlah. Biarlah. Biarlah sang hati tetap terurai memesat. Mencari tambat yang bisa memegangnya erat. mendekapnya dalam pekat. Hingga tak bisa lagi teralih meski dgoda hasrat. Namun, hingga hari itu menjadi sesaat, semoga aku tetap memiliki kesabaran yang kuat.


    ITU MISALNYA. Kan sayang kalo udah ngerangkai indah malah dirusak sendiri. Mending kalo mau ngeralat atau verifikasi, dibuat di postingan berikutnya aja. kayak: "...post gue yang gak jelas itu... bla bla". Saran aja sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. siaaaappp omhaww. makasih banget loh masukannya. biasa ini bawaan tingkah pecicilan. ngerasa agak gak cocok aja nulis yg begituan makanya di bawah foto di kasih komentar begitu. :D

      Hapus
  2. Makanya pake nama 'Rani' aja biar keliatan cocok. hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer